LAPORAN
PRATIKUM KIMA ANALITIK
MODUL
PERCOBAAN
DISUSUN
OLEH
1.
QUNTA FADEL SYAMSUAR
2.
WAHYU SAPUTRA
3.
MUHAMMAD WARSA RIFKI
4.
OKTRIZA LORA
LABORATORIUM PROSE REAKSI KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA BAHAN NABATI
POLITEKNIK ATI PADANG
TP. 2015/2016
LEMBARAN
PENGESAHAN
Kelompok : 1
Praktikum : Kimia Analitik
Modul
Percobaan : Penetapan Kadar Boraks Dalam Contoh Makanan
Dengan Titrasi Asam Basa
Dosen Pembimbing : ADDIN
AKBAR
Asisten : 1. Devani Adristi
2.Afrina Nuratika Harahap
No
|
Nama Praktikan
|
Buku Pokok
|
1.
|
Oktriza
Lora
|
1512035
|
2.
|
Quinta
Fadel Syamsuar
|
1512001
|
3.
|
Wahyu
Saputra
|
1512032
|
4.
|
M.
Warsa Rifki
|
1512033
|
Catatan
|
Tanggal
|
Paraf Dosen
Pembimbing
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
LEMBAR PENUGASAN
Kelompok : 1
Praktikum : Kimia Analitik
Tanggal Praktikum :
Modul Percobaan : Penetapan Kadar Boraks Dalam Contoh Makanan
Dengan Titrasi Asam Basa
Dosen Pembimbing :
ADDIN AKBAR
Asisten : 1. Devani Adristi
2. Afrina
Nuratika Harahap
No
|
Nama
Praktikan
|
Buku
Pokok
|
1.
|
Oktriza Lora
|
1512035
|
2.
|
Quita Fadel Syamsuar
|
1512001
|
3.
|
Wahyu Saputra
|
1512032
|
4.
|
M Warsa Rifki
|
1512033
|
Penugasan; Standarisasi HCl
1.
Buat larutan Na2B4O7
0.1 N !
2. Buat
HCl 0.1 N !
3.
Tirtrasi Na2B4O7
0.1 N dengan larutan HCl 0.1 N !
4. Hitung
konsentrasi tepat HCl !
Penentuan
kadar Boraks, dalam bakso 5 butir bakso dihaluskan, ditimbang 50 mg bakso,
masukkan ke dalam gelas piala 250 ml + 10 ml aquades, panaskan 10 menit,
dinginkan larutan, kemudian saring dan encerkan ke dalam labu ukur 100 ml,
kemudian di pipet 10 ml, dan titrasi dengan HCl, dan hitung kadar Boraks dalam
bakso dengan rumus :
LEMBAR
PENGAMATAN
Kelompok : 1
Praktikum : Kimia Analitik
Tanggal Praktikum :
Modul Percobaan : Penetapan Kadar Boraks Dalam Contoh Makanan
Dengan Titrasi Asam Basa
Dosen Pembimbing : ADDIN AKBAR
Asisten : 1. Devani Adristi
2. Afrina
Nuratika Harahap
|
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai bahan pengawet
merupakan faktor utama penyebab penggunaan boraks pada produk makanan. Beberapa
survei menunjukkan, alasan produsen menggunakan boraks sebagai bahan pengawet
karena daya awet dan mutu yang dihasilkan menjadi lebih bagus, serta murah
harganya, tanpa peduli bahaya yang dapat ditimbulkan.
Hal tersebut ditunjang oleh perilaku konsumen yang
cenderung membeli makanan berharga murah, tanpa mengindahkan kualitas. Dengan
demikian, penggunaan boraks pada produk makanan dianggap hal biasa. Sulitnya
membedakan produk yang dibuat dengan penambahan boraks juga menjadi salah satu
faktor pendorong perilaku konsumen tersebut.
Boraks merupakan bahan
kimia yang banyak digunakan untuk industri kertas , pengawet kayu, racun kecoa,
dan juga industri keramik.
Karena kurangnya pengetahuan masyarak
luas mengenai boraks ini lah, sehingga mereka kurang juga memperhatikan apa
yang terkandung dalam makanan yang mereka makan.
Boraks ini sering dicampurkan ke dalam makanan
seperti bakso, mie basah, kerupuk, dan berbagai macam produk makanan lainnya.
Adapun alasan yang sering diguanakan oleh segelintir orang yang tega berbuat
curang ini menggunakan boraks sebagai pengawet adalah karena boraks ini tidak berwarna atau bening, dan juga
campurannya yang mudah larut dalam air.
Maraknya kasus zat pengawet pada produk makanan seperti
pada mie, tahu, dan ikan asin sungguh memprihatinkan. Dibalik nikmatnya
hidangan tersebut, zat kimia berbahaya ikut menyelinap masuk ke tubuh kita.
Namun kita sebagai konsumen sulit untuk menentukan apakah makanan yang kita
santap mengandung boraks atau tidak. Kandungan boraks hanya bisa diketahui
melalui uji laboratorium.
Oleh karena itu
praktikum ini perlu dilakukan untuk mengetahui uji kandungan boraks pada b
produk pangan bakso.
I.2
Tujuan
1.
Menentukan kadar boraks yang terkandung
dalam bakso
2.
Memahami tentang boraks danmencari tahu
makanan apa saja yang mengandung boraks
3.
Mengetahui dampak penambahan boraks
dalam makanan
1.
apa saja yang mengandung boraks
2.
Mengetahui dampak penambahan boraks
dalam makanan
3.
melakukan standarisasi HCl dengan
larutan boraks
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Boraks
Boraks adalah senyawa dengan nama kimia
natrium tetraborat (NaB4O7). berbentuk padat, jika
terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3).
Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam borat (Khamid, 1993).
Senyawa-senyawa asam borat ini
mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut : jarak lebur sekitar 171oC.
Larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian gliserol 85%,
dan tidak larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan
asam klorida, asam sitrat atau asam tartrat. Mudah menguap dengan pemanasan dan
kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000 C yang secara perlahan berubah
menjad asam metaborat (HBO2). Asam borat merupakan asam lemah dengan
garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk
halus kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta
agak manis (Khamid, 2006).
2.2
Karakteristik Boraks
Boraks atau Natrium tetraborat memiliki
berat molekul 381,37. Rumus molekul Na2B4O7.10H2O.
Pemeriannya berupa hablur transparan tidak berwarna atau serbuk hablur putih;
tidak berbau. Larutan bersifat basa terhadap fenolftalein. Pada waktu mekar di
udara kering dan hangat, hablur sering dilapisi serbuk warna putih. Kelarutan
boraks yaitu larut dalam air; mudah larut dalam air mendidih dan dalam
gliserin; tidak larut dalam etanol (Ditjen POM, 1995).
Natrium tetraborat mengandung sejumlah
Na2B4O7 yang setara dengan tidak kurang dari
99,0 % dan tidak lebih dari 105,0 % Na2B4O7.10H2O.
Larutan boraks bersifat basa terhadap fenolftalein, mudah larut dalan air
mendidih dan dalam gliserin; tidak larut dalam etanol (Ditjen POM 1995).
2.3
Fungsi Boraks
Baik boraks ataupun asam borat memiliki
khasiat antiseptika (zat yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat biasanya dalam salep, bedak, larutan
kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk pencuci mata. Boraks juga digunakan
sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu
(Khamid, 2006).
Asam borat dapat dibuat dengan
menambahkan asam sulfat atau klorida pada boraks. Larutannya dalam air (3%)
digunakan sebagai obat cuci mata yang dikenal sebagai boorwater. Asam borat
juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung dan salep luka kecil. Tetapi
bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada bekas luka luas, karena
beracun bila terserap oleh tubuh (Winarno dan Rahayu, 1994).
Meskipun bukan pengawet makanan, boraks
sering pula digunakan sebagai pengawet makanan. Boraks sering disalahgunakan
untuk mengawetkan berbagai makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen,
siomay, lontong, ketupat dan pangsit. Selain bertujuan untuk mengawetkan,
boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki
penampilan makanan (Vepriati, 2007).
2.4
Macam-macam Metode Uji Boraks
2.4.1 Uji
Kualitatif
Beberapa uji kualitatif untuk boraks,
antara lain: reaksi dengan H2SO4 dan metanol pada abu
sampel; reaksi kertas tumerik dan amonia dengan penambahan H2SO4
dan etanol; dan reaksi H2SO4 pada larutan sampel. Reaksi
dengan H2SO4 (P) dan metanol pada sampel yang telah
diabukan dalam tanur akan menghasilkan nyala berwarna hijau jika dibakar;
reaksi dengan asam oksalat dan kurkumin 1% dalam metanol dengan penambahan
amonia pada larutan abu yang bersifat asam akan menghasilkan warna merah
cemerlang yang berubah menjadi hijau tua kehitaman (Balai Besar POM, 2007).
Pencelupan kertas tumerik ke dalam
larutan sampel yang bersifat asam. Jika terdapat Na2B4O7
atau H3BO3, maka kertas berwarna merah akan berubah
menjadi hijau biru terang (Cahyadi, 2006). Pencelupan kertas tumerik ke dalam
larutan asam dari sampel menghasilkan coklat merah intensif ketika kertas
mengering, yang berubah menjadi hijau kehitaman jika diberi larutan amonia;
reaksi dengan penambahan H2SO4 dan etanol pada sampel,
akan menghasilkan nyala hijau jika dibakar (Clarke, 2004).
Reaksi dengan H2SO4
dan metanol pada larutan sampel dalam akuades bebas CO2 akan
menghasilkan nyala hijau jika dibakar; dan penambahan phenolftalein ke dalam
larutan sampel dalam akuades bebas CO2 menghasilkan warna merah yang
hilang dengan penambahan 5ml gliserol (British Pharmacopoeia, 1988).
Reaksi dengan H2SO4 (P)
dan metanol pada sampel yang telah disentrifugasi akan menghasilkan nyala
berwarna hijau jika dibakar; reaksi dengan asam oksalat dan kurkumin 1% dalam
metanol dengan penambahan amonia pada larutan abu yang bersifat asam akan
menghasilkan warna merah cemerlang yang berubah menjadi hijau tua kehitaman (
Modifikasi Balai Besar POM, 2007).
2.4.2 Uji Kuantitatif
Beberapa uji kuantitatif untuk boraks,
yaitu: metode titrimetri; titrasi asam basa; titrasi dengan penambahan manitol;
dan metode spektrofotometri. Penetapan kadar asam borat dalam pangan dengan
metode titrimetri, yaitu dengan titrasi menggunakan larutan standar NaOH dengan
penambahan gliserol akan menghasilkan warna merah muda yang mantap pada titik
akhir titrasi (Helrich, 1990).
Penetapan kadar boraks dalam sampel
berdasarkan titrasi asam basa dengan menggunakan larutan standar HCl (USP, 1990).
Penetapan Kadar boraks dalam sampel dengan penambahan manitol dan indikator
phenolftalein dititrasi menggunakan larutan NaOH menghasilkan larutan merah
muda pada titik akhir titrasi (British Pharmacopoeia, 1988). Penetapan kadar
boraks dengan spektrofotometri, dengan mengukur serapan dari destilasi larutan
sampel yang diberi larutan kurkumin dan etanol menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum 542 nm (Zulharmita, 1995).
2.5 Ciri-ciri Makanan Mengandung Boraks
Beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh makanan yang
mengandung boraks adalah sebagai berikut :
1.
Bakso
a. Lebih kenyal
dan apabila digigit, akan kembali ke bentuk semula.
b. Tahan lama
atau awet selama beberapa hari.
c. Warnanya
tampak lebih putih, dibandingkan dengan bakso yang bebas boraks.
d. Aromanya
terasa tidak alami.
e. Bila
dilempar ke lantai akan memantul.
2.
Mie Basah
a. Teksturnya
Kenyal.
b. Warna lebih
mengkilat.
c. Tidak
lengket dan tidak mudah putus.
3.
Siomai
a. Teksturnya
kenyal
b. Rasanya
sedikit getir
4.
Jajanan kue basah
a. Teksturnya
sangat kenyal
b. Rasanya
tajam, seperti sangat gurih
c. Membuat
lidah bergetar dan memberi rasa getir
5.
Kerupuk
a. Terasa lebih
renyah
b. Menimbulkan
rasa getir
2.6 Dampak
Penggunaam Boraks
1.
Mengknsumsi boraks dalam makanan tidak secara lansung
berakibat buruk, namun sifatnya teakumulasi (tertimbun) sedikit demi sedikit
dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui kulit
saja, boraks yang terserap dalam jumlah kecil, akan dikeluarkan melalui air
kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui kulit.
2.
Boraks tidak hanya menggangu enzim-enzim metabolisme,
tetapi juga menggangu alat reproduksi pada pria. Terlalu sering mengkonsumsi
makanan yang mengandung boraks akan menyebabkan gangguan hati, otak, bahkan
kematian.
3.
Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot
hidung, dan salep luka kecil. Namun tidak boleh diminum atau digunakan pada
lukayang luas, karena boraks ini bersifat racun apabila terserap masuk kedalam
tubuh. Jadi sangat tidak pantas bahan ini digunakan untuk makanan.
4.
Bagi bayi dan anak kecil, jika dosis boraks dalam
tubuh mencapai lebih dari 5 gram akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa
jika dosisnya melebihi 10-20 gram akan berujung pada kematian juga.
5.
Boraks bermanfaat sebagai bahan pembuat detergen, bersifat
antiseptik, dan mengurangi kesadahan air.
6.
Boraks juga dapatmenghilangkan perekat dengan air dan
borak berbanding 2:1, kemudian digosokkan ke area yang terdapat bekas perekat
tersebut hingga bersih.
7.
Boraks juga dapat membersihakan lemak pisau dengan cara
mencmpur setengah gelas boraks dengan satu gelas air, untuk membersihkan
perkakas dapur yang berminyak.
8.
Boraks sebagai alat pembersih pada pengering yang
tersumbat, caranya tuangkan setengah gelas boraks ke dalam tabung pengering
yang di ikuti dengan menuangkan dua gelas air yang mendidih. Biarkan selama 15
menit dan siram dengan untuk membilas pengering.
II.5 Uji
Kadar Boraks
Uji kadar dan konsetrasi dari boraks
dapat dilakukan dengancara standarisasi. Standarisasi merupakan cara menentukan
konsentrasi tepat dari suatu larutan dengan cara melakukan titrasi dengan
larutan standar lainnya yang telah diketahui konsentrasi tepatnya.
Titrasi merupakan suatu metode untuk
menentukan kadar suatu zatdengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya.
Bila kita melarutkan sejumlah
tertentu bahan baku sekunder dalam volume tertentu, maka konsentrasi tidak
dapat ditentukan secara tepat. Secara teoritis hal ini disebabkan oleh bahan
baku sekunder yang tidak mantap.
Dalam standarisasi latutan boraks.
Larutan yang dipakai sebagai larutan standar adalah HCl. Karena HCl termasuk
larutan zat baku sekunder, di mana harus dicari konsentrasi tepatnya terlebih
dahulu dengancara standarisasi dengan larutan natrium boraks (Na2B4O7).
Reaksi yang berlansung adalah sebagai berikut :
Berdasarkan reaksi di atas, maka diperoleh berat
ekivalen natrium boraks adalah :
Dari reaksi antara asam kuat dan
basa lemah itu akan dapat diamati titik akhir titrasinya dengan mudah. Pada
percobaan ini, boraks merupakan larutan standar primer sedangkan HCl merupakan
larutan standar sekunder. Hal ini disebabkan karena boraks adalah suatu garam
yang bersifat asam lemah, sifatnya tidak mudah, boraks cenderung stabil, selain
itu boraks ditemukan dalam keadaan murni, dan tidak korosif. Berat ekivvalen
yang tinggi. Sedangkan HCl merupakan larutan gas Cl dalam air. Di mana hal ini
memungkinkan kelarutannya mudah sekali berubah terhadap terhadap perubahan
suhu, sehingga peubahan suhu ini akan mempengaruhi konsentrasinya. HCl yang
digunakan yaitu berasal darin pengenceran sehingga memungkinkan konsentrasi
yang diperoleh HCl tidak akurat.
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
III.1 Alat
Tabel III.1 Alat dan Fungsinya
No.
|
Alat
|
Fungsi
|
1.
|
kaca arloji
|
untuk menimbang sampel
|
2.
|
pipet ukur 10 ml
|
alat ukur volume terpakai
secara lebih teliti
|
3.
|
pipet gondok 10 ml
|
alat ukur volume terpakai tepat
10 ml
|
4.
|
buret 50 ml
|
wadah untuk larutan penitar
|
5.
|
erlenmeyer 250 ml
|
wadah larutan yang akan
distan-darisasi
|
6.
|
batang pengaduk
|
mengaduk larutan
|
7.
|
labu ukur 100 ml
|
wadah untuk mengencerkan laru-
tan
|
8.
|
corong
|
memindahkan larutan
|
9.
|
gelas piala 250 ml
|
wadah zat sementara dan untuk -
membuat larutan
|
III.2 Bahan
Tabel III.2 Bahan dan Fungsinya
No.
|
Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
larutan HCl yang telah
distanda- risasi
|
sebagai titran
|
2.
|
Bakso
|
sampel yang akan dianalisis
kadar boraksnya
|
3.
|
Aquades
|
pengencer larutan
|
4.
|
Indikator Fenolftalein
|
indikator yang akan memberikan
warna
|
5.
|
Metil merah
|
indikator PH
|
6.
|
Fenol merah
|
zat tambahan saat praktikum
|
III.3
Prosedur Kerja
Penyiapan Larutan Sampel
1.
Ditimbang 5 butir bakso secara kuantitatif, haluskan
dengan lumpang. Masukkan ke dalam gelas piala 250 ml. Ditambahkan kedalamnya
ml aquades. Panaskan beberapa saat (10 menit sampai
volume menjadi 50 ml). ditunggu sampai mendingin.
2.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml secara
kuantitatif, sambil disaring menggunakan kertas saring, dan encerkan sampai
tanda batas.
Penelitian Kadar Boraks dalam Bakso
1.
Disiapkan peralatan untuk titrasi. Dibilas buret
dengan larutan HCl yang telah diketahui konsentrasinya dengan pasti.
2.
Dipipet masing-masing 5 ml larutan sampel, kemudian
dimasukkan ke dalam 2 erlenmeyer yang berbeda. Kemudian ditambahkan 3 tetes
indikator PP.
3.
Dilakukan titrasi sampai titik akhir titrasi terjadi
atau tercapai. Bila titrasi pertamadan kedua berbeda jauh, maka dilakukan
kembali titrasi ulang sampai tak ada perbedaan yang berarti.
4.
Dihitung kadar boraks dalam laruta sampel.
III.4
Diagram Alir Percobaan
1.
Penyiapan Larutan Sampel
5 butir bakso di haluskan
|
Timbang sebanyak 5 gr
|
Dimasukkan ke dalam gelas
piala
|
Di isi 100 ml aquades ke
dalam gelas piala berisi bakso
|
Dipanaskan larutan bakso
|
Didinginkan larutan bakso
|
Disaring larutan bakso dan
masukkan ke dalam gelas ukur
|
Larutan bakso kemudian di
encerkan sampai tanda batas labu ukur 100 ml
|
2.
Penentuan Kadar Boraks Dalam Bakso
Larutan bakso yang telah
diencerkan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
|
Pada masing-masing larutan
dalam erlenmeyer di tambahkan 3 tetes indikator PP
|
Dilakukan titrasi dengan
larutan HCl
|
1.1.1
Skema Kerja
·
Pembuatan
dan standarisasi larutan HCl 0,1 N
Pipet Hcl 1 / 3 bagian volume 1
liter
|
Natrium Boraks yang
diencerkan 0,1 N dipipet 10 ml
|
Lalu tambahkan 3
tetes indikator metil merah
|
Masukkan 0,400 gr Na2B4O7
|
Lalu dilarutkan dalam 25 ml aquades
dan tambahkan indikator
|
Lakukan Titrasi lalu hitung
konsentrasi HCl
|
·
Penyiapan larutan sampel
Dihaluskan dengan lumpang
|
Timbang 5 butir bakso
|
Bakso halus sedang dipanaskan
|
Tambahkan 100 mlaquades
|
Panaskan 10 menit sampai volume 50 ml
|
Masukkan sambil disarng
kertas whatman
|
·
Penentuan Kadar Boraks dalam
contoh
Pipet
5 ml dan masukkan ke erlenmeyer
|
Indikator metil merah
|
Lakukan
titrasi sampai titik akhir , lalu hitung kadar boraks sampel
|
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Tabel IV.1 Hasil
Penentuan kadar boraks dalam balso
bermerk champ maka di peroleh hasil
sebagai berikut:
Nama poduk
|
Masa (g)
|
V HCL
terpakai
|
N HCL
|
N . Na2B4O7
|
CHAMP
|
59.858 gram
|
0 ml
|
0.093 N
|
0%
|
Standarisasi HCL dengan NaB4O7
Percobaan
|
V HCL terpakai
|
V Na2B4O7
|
N HCL
|
N Na2B4O7
|
Duplo
|
26.9 ml
|
25 ml
|
0.093 N
|
0.10001 N
|
IV.2
Pembahasan
Standarisasi HCL dengan borak
Berdasarkan pratikum yang telah
dilakukan maka dapat diketahui bahwa bakso bermerk CHAMP tidak mengandung
boraks hal ini mungkin terjadi karena kurang halus dalam penumbukan nya dan
mungkin suhu untuk memanaskannya kurang
sesuai.
Pemanasan terhadap bakso yang telah
di haluskan ini bertujuan agboraks yang terkandung pada bakso dapat terurai
karena Na2B4O7 bersifat larut dalam air mendidih penghalussan bakso juga
bertujuan agar zat-zat yang terdapat dalam sampel bisa cepat larut atau dapat
mempermudah pelarutan selanjutnya ditambahkan indicator metal merah , zat
sampel yang telah dipanaskan tadi diambil ekstraknya saja.
Pada saat metal merah dimasukan , c airan
sampel tersebut langsung berubah menjadi merah hal ini menandakan bahwa
konsentrasi sampel sebelum ditambahkan metal-merah sudah netral sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa sampel bakso tersebut bebas boraks.
Namun apabila setelah penambahan
indikator warnanya tidak berubah itu
menandakan bakso tersebut mengandung boraks
maka perlu dilakukan titrasi dengan menggunakan HCL agar dapat diketahui
titik eqivalennya
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
V.1
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan
maka dapat disimpulkan bahwa boraks merupakan bahan kimia yang banyak digunakan
untuk industri kertas, pengawet kayu, salep dan industri keramik. Beberapa
contoh makanan yang diduga mengandung boraks diantaranya adalah bakso, mie
basah, siomai, kerupuk dan aneka jajanan kue basah lainya.
Kadar boraks dalam suatu makanan
seperti bakso dapat diketahui dengan cara melakukan standarisasi larutan sampel
dengan HCl. Di mana sampel dihaluskan terlebih dahulu, kemudian dibuat menjadi
larutan, di panaskan. Kemudian larutan tersebut disaring dan di dinginkan.
Setelah itu larutan disaring dan diambil larutan tersebut sebanyak 10 ml,
tambahkan indikator PP, kemudian di titrasi dengan larutan HCl.
V.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan
mengenai percobaan ini sebaiknya saat melakukan standarisasi larutan sampel
benar-benar dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar titik akhir titrasi
tidak terlewatkan. Khusus untuk larutan boraks, jangan mencimum dan
mencicipinya. Karena boraks dapat menyebabkan ganguan pernapasan. Begitu juga
dengan larutan HCl, diharapkan agar praktikan lebih hati-hati dalam memipet
larutan, jangan sampai lansung terkena kulit karena HCl yang digunakan adalah
HCl pekat, yang kemudian akan diencerkan.
DAFTAR
PUSTAKA
dalam-kehidupan-sehari-hari.
JR, Day & AL. Underwood. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :
Erlangga.
Mukaromah, Ana Hidayati. 2009. Petunjuk Praktikum Dasar Kimia Anakitik.
Semarang
: Tadris Kimia Fakultas Tharbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Sudarmo, Unggul. 2005. Kimia Untuk SMA Kelas XII Jilid 2. Surakarta : Erlangga
PERTANYAAN
DAN JAWABAN
1.
Carilah dalam beberapa linteratur bahan makanan lain
yang diduga mengandung boraks !
ü Berdasarkan
linteratur bahan makanan lain yang mengandung boraks adalah Mie basah, aneka
jajanan kue basah, beberapa jenis kerupuk, lontong, siomai,dan juga sebagai
anti septik.
1.
Sebenarnya, apakah kegunaan boraks yang paling utama ?
ü Kegunaan
boraks yang paling utama adalah untuk industri kertas, pengawet kayu,
pengontrol kecoa dan industri keramik, dan juga sebagai anti septik.
LAMPIRAN
Perhitungan
Pembuatan
larutan Na2B4O7 0.1 n dalam 25ml
berat tertimbang 0.477 g
Konsentrasi
tepat HCl
Penentuan
kadar Boraks percobaan
No comments:
Post a Comment
jangan lupa koment di kolom komentar ya !!!
saran, kritik,pertanyaan dan pendapat