MODUL
PERCOBAAN
Penentuan
Daya Koagulasi Elekrolit Pada Koloid
DISUSUN
OLEH
1.
OKTRIZA
LORA
2.
MUHAMMAD
TOYIB
3.
FALDA
FABER DIASYAH
4.
RISKI
KARIMAH
PROGRAM
STUDI TEKNIK KIMIA BAHAN NABATI
POLITEKNIK
ATI PADANG
TP.
2015/2016
LEMBARAN PENGESAHAN
Kelompok
: III
Praktikum
: Kimia Fisika
Modul
Percobaan : Penentuan
Daya Koagulasi Elekrolit Pada Koloid
Dosen
Pembimbing : ELDA PELITA
Asisten
: 1. Hermasyah siregar
5. Suci
wulandari
No
|
Nama Praktikan
|
Buku Pokok
|
1.
|
Oktriza
lora
|
1512035
|
2.
|
Falda
faber diansyah
|
1512027
|
3.
|
Muhammad
toyyib
|
15120
|
4.
|
Rizki
karimah
|
1512004
|
Catatan
|
Tanggal
|
Paraf Dosen
Pembimbing
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
LEMBAR PENUGASAN
Kelompok
: III
Praktikum
: Kimia Fisika
Modul
Percobaan : Penentuan Daya Koagulasi Elekrolit
Pada Koloid
Dosen
Pembimbing : ELDA PELITA
Asisten
: 1. Hermasyah siregar
2. Suci wulandari
No
|
Nama Praktikan
|
Buku Pokok
|
1.
|
Oktriza
lora
|
1512035
|
2.
|
Falda
faber diansyah
|
1512027
|
3.
|
Muhammad
toyyib
|
15120
|
4.
|
Rizki
karimah
|
1512004
|
Penugasan;
Dalam melakukan
pratikum ini, kami kelompok 3 ditugaskan untuk :
1. Melakuakan pratikum dengan elektrolit NaCL,K2CrO4,
K3Fe(CN)6 dan sol Fe2O3
2. Menentukn
koagulasi yang terjadi pada masing-masing pengamatan dengan elektrolit yang berbeda-beda.
3. Menentukan
koagulais dengan variasi kecilpada masing-masing percbaan
4. Menentukan
konsentrasi efektif dari masing –masing percobaan
LEMBAR
PENGAMATAN
Kelompok
: III
Praktikum
: Kimia Fisika
Modul
Percobaan : Penentuan
Daya Koagulasi Elekrolit Pada Koloid
Dosen
Pembimbing : ELDA PELITA
Asisten
: 1. Hermasyah siregar
2. Suci wulandari
|
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita sering menjumpai babarapa produk yang merupakan campuran
secara merata atau homogen . misalnya serbuk susu yang bercampur merata dengan
air panas hal itu yang ada dalam kehidupan sehari-hari
Kita juga sering
menjumpai system koloid pada lingkungan disekitar kita, baik pada udara, air
maupun tanah polutan yag bercampur dengan udara yand padat ( sapa atau debu )
merupakan system koloid. Air yang terdispersi dalam udara uang padat atau yang
ebih dikenal dengan kabut juga merupakan koloid, mineral-mineral yang bercampur
dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhannya, juga merupakan
system koloid .
Itu merupakan beberapa
contoh system koloid yang berhubungan dengan proses-proses di alam yang
mencangkup ebrbagai bidang. Hal tersebut juga dapat diperhatikan dalam tubuh
mahluk hidup yaitu makanan yang kita makan ( dalam ukuran besar ) sebelum
digunakan pada tubuh.
Koagulasi adalah penggumpalan
partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi berarti zat
terdispersi tidak lagi membentuk koloid, koagulasi dapat terjadi secara fisik
seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti
penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Proses koagulasi dalam
kehidupan sehari-hari terjadi pada
perebusan telur,perebusan tahu,pembuatan lateks,proses penjernihan air,
pembentukan delta dimuara sungai,dan pengolahan asap atau debu .
I. 2 TUJUAN
PERCOBAAN
1. Menentukan daya koagulasi elektrolit terhadap suatu
koloid
2. Mengetahui konsentrasi elektrolit yang efektif untuk
mengkoagulasikan koloid
3. Mengetahui prinsip kerja penetapan daya koagulasi
elektrolit terhadap koloid
4. Mengetahui sifat-sifat koloid
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Koloid, merupakan campuran dari dispersi kasar dengan
dispersi halus dengan ukuran partikel-partikelnya antara 10-7 dan 10-5
cm. Dalam system koloid, terdapat dua fase, yaitu fase terdispersi dan fase
pendispersi. Walaupun Nampak sebagai disperse homogeny, namun koloid merupakan
disperse heterogen.
Larutan, merupakan sistem dispersi halus yang ukuran partikel-partikelnya
sangat kecil (10-7 cm), sehingga tidak dapat diamati (dibedakan)
antara partikel pendispersi dan partikel terdispersi meskipun dengan
menggunakan mikroskop ultra.Larutan adalah campuran antara fase terdispersi
berupa zat padat, gas, maupun cair dengan fase pendisperinya yaitu zat
cair.Larutan merupakan campuran homogeny.
Suspensi atau dispersi kasar, merupana sistem dispersi dengan ukuran relatif
besar (10-5 cm) yang tersebar merata dalam medium
pendispersinya.Suspenss yaitu campuran heterogen antar fasa terdispersi dengan
medium pendispersinya. Fasa terdispersi biasaanya berupa zat padat yang
ukurannya lebih besar sehingga akan membentuk endapan jika disatukan didiamkan
dalam beberapa saat.
Sifat-sifat Koloid
A.Efek
Tyndall
Jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu sistem koloid, maka cahaya tersebut
akan dihamburkannya sehingga berkas cahaya tersebut akan kelihatan. Sedangkan
jika cahaya dilewatkan pada larutan sejati maka cahaya tersebut akan
diteruskannya . Sifat koloid yang seperti inilah yang dikenal dengan efek
tyndall dan sifat ini dapat digunakan untuk membedakan koloid dengan larutan
sejati. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faradaykemudian
diselidiki lebih lanjut oleh John Tyndall (1820 – 1893), seorang ahli
Fisikabangsa Inggris.
Efek Tyndall juga dapat menjelaskan mengapa langit pada siang hari berwarna
biru sedangkan pada saat matahari terbenam, langit di ufuk barat berwarna
jingga atau merah. Hal itu disebabkan oleh penghamburan cahaya matahari oleh
partikel koloid di angkasa dan tidak semua frekuensi dari sinar matahari
dihamburkan dengan intensitas sama.
Jika intensitas cahaya yang dihamburkan berbanding lurus dengan frekuensi, maka
pada waktu siang hari ketika matahari melintas di atas kita frekuensi paling
tinggi (warna biru) yang banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit
berwarna biru. Sedangkan ketika matahari terbenam, hamburan frekuensi rendah
(warna merah) lebih banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna
jingga atau merah.
Gejala efek tyndall yang dapat
diamati dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
·
Sorot
lampu mobil pada malam yang berkabut
·
Sorot
lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu
·
Berkas
sinar matahari melalui celah pohon-pohon pada pagi yang berkabut
B.Gerak
Brown
Gerak brown merupakan gerak
patah-patah (zig-zag) partikel koloid yang terus menerus dan hanya dapat
diamati denganmikroskop ultra. Gerak brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang
tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid.Dalam
suspensi tidak terjadi gerak Brown karena ukuran partikel cukup besar, sehingga
tumbukan yang dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak
Brown, tetapi tidak dapat diamati.Semakin tinggi suhu, maka gerak brown yang
terjadi juga semakin cepat, karena energi molekul medium meningkat sehingga
menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.
Gerak Brown merupakan faktor penyebab stabilnya partikel koloid dalam medium
dispersinya. Gerak brown yang terus menerus dapat mengimbangi gaya gravitasi
sehingga partikel koloid tidak mengalami sedimentasi (pengendapan).
C. Ektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel koloid
bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut
elektroforesis. Jika dua batang elektrode dimasukkan kedalam sistem koloid dan
kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan
bergerak kesalah satu elektrode tergantung pada jenis muatannya. Koloid
bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedang koloid
bermuatan positif akan bergerak ke katode (elektrode negatif).
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid.Jika
partikel koloid berkumpul dielektrode positif berarti koloid bermuatan negatif,
jika partikel koloid berkumpul dielektrode negatif bearti koloid bermuatan
positif. Peristiwa elektroforesis ini sering dimanfaatkan kepolisian dalam
identifikasi/tes DNA pada jenazah korban pembunuhan/ jenazah tak dikenal
D. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat
lain, seperti ion H+ dan OH- dari medium pendispersi. Untuk
berlangsungnya adsorpsi, minimum harus ada dua macam zat, yaitu zat yang
tertarik disebut adsorbat, dan zat yang menarik disebut adsorban. Apabila
terjadi penyerapan ion ada permukaan partikel koloid maka partikel koloid dapat
bermuatan listrik yang muatannya ditentukan oleh muatan ion-ion yang
mengelilinginya.
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya.Oleh karena itu partikel koloid bermuatan listrik.Penyerapan pada
permukaan ini disebut dengan adsorpsi. Contohnya sol Fe(OH)3 dalam air
mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif dan sol
As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif. Pemanfaatan
sifat adsorpsi koloid dalam kehidupan antara lain dalam proses pemutihan gula
tebu, dalam pembuatan norit (tablet yang terbuat dari karbon aktif) dan dalam
proses penjernihan air dengan penambahan tawas.
E.Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid.Koloid
distabilkan oleh muatannya. Jika muatan koloid dilucuti atau dihilangkan, maka
kestabilannya akan berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau
penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis
atau jika elektrolit ditambahakan ke dalam system koloid. Apabila arus listrik
dialirkan cukup lama kedalam sel elektroforesis, maka partikel koloid akan
digumpalkan ketika mencapai electrode. Koagulasi koloid karena penambahan
elektrolit terjadi karena koloid bermuatan positif menarik ion negative dan
koloid bermuatan negative menarik ion positif. Ion-ion tersebut akan membentuk
selubung lapisan kedua. Jika selubung itu terlalu dekat, maka selubung itu akan
menetralkan koloid sehingga terjadi koagulasi.
System koloid dapat dibuat dengan menggabungkan ukuran partikel-partikel
larutan sejati menjadi berukuran partikel koloid atau dinamakan kondensasi.
Selain itu juga dapat dibuat dengan cara menghaluskan ukuran partikel suspense
kasar menjadi berukuran partikel koloid, cara ini dinamakan dispersi.
Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase terdispersi
dalam larutan sejati yang berupa molekul atom atau ion diubah menjadi
partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika.
Cara
ini juga dapat dilakukan melalui reaksi – reaksi kimia, seperti reaksi redoks,
hidrolisis, dan dekomposisi rangkap atau dengan pergantian pelarut.
Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi
partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau
dengan loncatan bunga listrik (cara busur bredig).
a.Cara Mekanik
Menurut cara ini butir – butir kasar digerus dengan lumping
atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian
diaduk dengan medium dispersi.
Contoh:
sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan
suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu
dengan air
b.Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir
kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptasi (pemecah).Zat
pemeptasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Contoh:
agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan
lain-lain.
c. Cara Busur Bredig
Cara
busur Bredig digunakan untuk membuat sol – sol logam.
BAB
III
METODOLOGI
PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah rak tabung
reaksi sebagai letak tabung reaksi,tabung reaksi digunakan sebagai tempat
mereaksikan zat,gelas piala sebagai wadah untuk melarutkan zat dan pipet takar
untuk mengambil zat dengan teliti.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah aquades sebagai pelarut,Nacl sebagai
elektrolit,Fe2O3 sebagai sol,K2crO4 sebagai elektrolit dan K3Fe(CN)5 sebagai
elektrolit.
III.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu dibuat sol Fe2O3
minimal satu hari sebelum praktikum disediakan 5 buah tabung reaksi dan diisi
air kemudain tambahkan dengan elektrolit setelah itu baru masukan sol sesuai
yang diminta dalam tabel,lalu homogankan kemudian diamati tabung reaksi yang
mengalami koagulasi dan dibuat variasi kecilnya dan tentukan konsentrasi
efektifnya.
III.4 Skema Kerja


![]() |
![]() |
![]() |
|||||||
![]() |
![]() |

Disiapkan 5 tabung reaksi
Sampel
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
H2O
|
0
ml
|
1
ml
|
2
ml
|
3
ml
|
4
ml
|
Elektrolit
|
5
ml
|
4
ml
|
3
ml
|
2
ml
|
1
ml
|
Sol Fe2O3
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|
5
ml
|

Kemudian masukan sampel sesuai tabel yang tertera
diatas dan perhatikan tabung mana yang mengalami koagulasi dan buat variasi
kecilnya lalu tentukan konsentrasi efektifnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
Adapun
hasil praktikum yang diperoleh adalah sebagai berikut :
IV.1.1 Tabel elektrolit Nacl (1 M )
No Tabung
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
Nacl 1 M
|
1 ml
|
2 ml
|
3 ml
|
4 ml
|
5 ml
|
H2O
|
4
|
3
|
2
|
1
|
0
|
Sol (Fe2O3)
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
P
|
-
|
-
|
+
|
+
|
+
|
Variasi Kecilnya
No Tabung
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
Nacl 1 M
|
2,2 ml
|
2,4 ml
|
2,6 ml
|
2,8 ml
|
3 ml
|
H2O
|
2,8
|
2,6
|
2,4
|
2,2
|
2
|
Sol (Fe2O3)
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
P
|
-
|
+
|
+
|
+
|
+
|
IV.1.2 Tabel elektrolit K2CrO4
No Tabung
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
K2CrO4
|
1 ml
|
2 ml
|
3 ml
|
4 ml
|
5 ml
|
H2O
|
4
|
3
|
2
|
1
|
0
|
Sol (Fe2O3)
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
P
|
-
|
-
|
-
|
-
|
+
|
Variasi Kecilnya
No Tabung
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
K2CrO4 (0,005 M)
|
4,2 ml
|
4,4 ml
|
4,6 ml
|
4,8 ml
|
5 ml
|
H2O
|
1,8
|
1,6
|
1,4
|
1,2
|
0
|
Sol (Fe2O3)
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
P
|
-
|
-
|
+
|
+
|
+
|
IV.1.3 Tabel elektrolit
K3Fe(CN)6
No Tabung
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
K3Fe(CN)6
|
1 ml
|
2 ml
|
3 ml
|
4 ml
|
5 ml
|
H2O
|
4
|
3
|
2
|
1
|
0
|
Sol (Fe2O3)
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
P
|
-
|
-
|
-
|
+
|
+
|
Variasi Kecilnya
No Tabung
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
K3Fe(CN)6
|
3,2 ml
|
3,4 ml
|
3,6 ml
|
3,8 ml
|
4 ml
|
H2O
|
1,8
|
1,6
|
1,4
|
1,2
|
0
|
Sol (Fe2O3)
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
P
|
-
|
-
|
+
|
+
|
+
|
IV.2 Pembahasan
Dari
hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa konsentrasi efektif dari masing-masing
elektrolit berbeda,sebelum membahas konsentrasi efektifnya kita harus
mengetahui bahwa pembuatan sol dari praktikum ini minimal satu hari sebelum
praktikum dan harus dilarutkan dalam air panas,apabila tidak dilarutkan dalam
air panas maka tidak akan menghasilkan sol Fe2O3 namun endapan.
Kemudian
didalam percobaan tidak boleh memasukan terlebih dulu sol kedalam tabung reaksi
namun harus Nacl larutan dan H2O,karena apbila sol dimasukan teerlebih dahulu
akan percuma.
Dari
data yang didapatkan konsentrasi efektifnya didapat dari masing-masing elektrolit
adalah Nacl 0,48 M ,K2CrO4 0,0046 M dan K3Fe(CN)6 yaitu 0,00036 M, dari
konsentrasi tersebut dapat dilihat elektrolit yang paling besar daya
koagulasinya adalah K3Fe(CN)6 karena konsentrasi efektifnya yang sangat
kecil,hal ini terjadi karena elektron valensi ion larutan elektrolitnya dimana
valensi K3Fe(CN)6 lebih besar yaitu +3 ,jadi ion negative dari sol lebih mudah
menarik muatan yang lebih positif, jadi yang lebih baik mengkoagulasi adalah
K3Fe(CN)6
BAB
V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa daya koagulasi elektrolit dapat dipengaruhi oleh valensi dari
elektrolit tersebut ,kemudian konsentrasi efektif dari elektrolit yaitu Nacl
0,48 M , K2CrO4 0.0046 M dan
K3Fe(CN)6 0,00036 M.
Jadi elektrolit yang lebih cepat
mengkoagulasi koloid adalah elektrolit K3Fe(CN)6 karena didalam praktikum
diperoleh konsentrasi efektifnya lebih kecil dari kedua elektrolit lainnya,dan
semakin kecil konsentrasi efektifnya maka semakin bagus daya koagulasinya.
V.2 Saran
Pada
praktikum ini praktikan harus menyiapkan sol minimal satu hari sebelum
praktikum,kemudian praktikan harus memberi label pada masing-masing tabung
reaksi yang digunakan agar tidak tertukar,dan lebih teliti lagi dalam melihat
sampel saat mengalami koagulasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Elda
Pelita.2016.Modul Praktikum Kimia Fisika.Politeknik
ATI Padang
Oxboby,David,Dkk.2016.Prinsip
Dasar Kimia Modern edisi ke 4 Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Walangare.2013.koloid”Jurnal
Teknik Kimia(Online)
http://www.scribd.com/doc.9270350:Diakses
5 oktober 2015
LAMPIRAN
1. Elektrolit
Nacl
(V1.N1)pekat=(V2.N2)encer
(2,4
× 1 M) = 5 × N2

2. Elektrolit
K2CrO4
(V1.N1)pekat
= (V2.N2)encer
(4,6
× 0,005 M) = (5 × N2)

5

3. Elektrolit
K3Fe(CN)6
(V1.N1)pekat
= (V2.N2)encer
(3,6
× 0,0005 M) = 5 × N2

No comments:
Post a Comment
jangan lupa koment di kolom komentar ya !!!
saran, kritik,pertanyaan dan pendapat